Jakarta, Haluan Sumsel – Provinsi Sumatera Selatan termasuk daerah yang dinilai berhasil dalam penanggulangan kasus Karhutla sepanjang Tahun 2020.  Hal itu sesuai dengan hasil raport yang dirilis pemerintah pusat  dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2021, yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Senin 22 Februari 2021.

 

“Dari raport seluruh provinsi tadi masih, Sumsel masuk yang terkecil kasus Karhutla  di tahun 2020. Saya sebagai Gubernur,  Pangdam, Kapolda dan  bupati/wali kota akan bekerja secara maksimal dalam menekan karhutlah di tahun 2021,” tegasnya Gubernur Sumsel H. Herman Deru didampingi Kapolda Sumsel, Irjen. Pol. Prof. Dr. Eko Indra Heri dan Pangdam II/ Sriwijaya, Mayjen TNI Agus Suhardi  dan Bupati OKI, Iskandar SE, usai hadiri Rakornas Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2021.

Dikatakan, segala  upaya dilakukan  pihaknya daerah dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) secara permanen, utamanaya  didaerah yang dinilai   rawan karhutla.

“Pencegahan karhutlah secara permanen sangat mungkin dilakukan. Apalagi kita memiliki pengalaman untuk mengatasi terjadinya karhutla tersebut. Terbukti di tahun 2020 kemarin, Sumsel tercatat sebagai daerah relatif bebas asap meskipun ada beberapa titik hot spot saja,” kata Herman Deru.

Bahkan, menurut HD  dengan pengalaman yang ada, Sumsel sendiri sangat siap melakukan upaya pencegahan karhutla secara permanen. Hannya saja dibutuhkan pengelolaan yang baik terhadap lahan yang dinilai rawan tersebut. Utamanya saat menghadapi musim kemarau di tahujn 2021. HD optimis Sumsel kembali menjadi daerah yang bebas asap akibat  karhutla.

“Dari hasil pemantauan, karhutla ini kerap terjadi di lahan-lahan yang tidak terkelola. Di Sumsel sendiri, dari 1,3 juta hektar lahan, lebih dari 50 persennya  merupakan hutan kawasan dan sebagiannya tidak produktif. Sebab itu, kita ingin ada rekomendasi pusat agar lahan tersebut dapat dikelola sehingga karhutla semakin dapat kita tekan,” tambahnya.

 

 

Upaya lainnya tang  telah dilakukan diantaranya mengalokasikan dana khusus untuk urusan pencegahan karhutla, dimana pada tahun 2020 lalu,   sedikitnya Rp45 milyar digelontorkan bagi 10 kabupaten yang rawan karhutla. Bahkan Sumsel  saat itu tercatat sebagai Provinsi pertama yang memberikan bantuan dana penanganan karhutla ke kabupaten/kota. Sedangkan di  tahun 2021 ini, Pemprov Sumsel menganggarkan Rp30 milyar untuk pencegahan karhutla.

 

“Tahun ini kita anggaran Rp30 milyar dan dikelola Pemprov. Dana tersebut diperuntukan membuat  skat kanal, sumur bor dan peralatan lainnya di daerah yang rawan karhutla,” tuturnya.

 

Dia mengakui, selain upaya masif seperti sosialisasi serta penyebarluasan maklumat larangan membakar lahan, aktivasi posko pencegahan hingga patroli rutin, faktor cuaca juga menjadi penentu Sumsel bebas asap di tahun sebelumnya.

 

“Kedepan kita akan lebih fokus untuk membuat Teknologi Modifikasi cuaca. Itu akan menjadi andalan. Kita juga akan lebih awal menetapkan siaga karhutla. Kita harus terus bersinergi baik TNI, Polri, Kejati dan pihak lainnya dalam pencegahan karhutla ini. Mudah-mudahan kerja komprehensif ini dapat mencegah karhutla di tahun-tahun mendatang,” paparnya.

Artikulli paraprakWabup Muba Dengarkan Paparan Hasil Reses Anggota Dewan
Artikulli tjetërWarga Kritik, Cipayung Plus Sumsel Komitmen Kawal Pembangunan Kantor Pemprov

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini