Sekayu, Haluan Sumsel – Kepala Daerah yang mampu memaksimalkan potensi daerah dengan berbagai inovasi adalah kunci sukses otonomi daerah.
“Daerah yang mempunyai kepemimpinan dan inovasi yang baik bisa memberikan kemudahan kepada rakyat dan membuat otonomi berjalan baik,” ungkap Bupati Musi Banyuasin (Muba) Dr H Dodi Reza Alex Noerdin di hadapan lembaga Centre for Strategic and International Studies (CSIS) secara virtual, di Ruang Rapat Bupati Muba, Rabu (10/3/2021).
Dodi dengan ngamblang merinci jawaban sejumlah pertanyaan CSIS. Semisal otonomi daerah yang maningkatkan kesejahteraan bagi daerah. Di Muba, kata Dodi, dengan kewenangan yang ada pemerintah daerah bisa melakukan berbagai solusi untuk kesejahteraan masyarakat.
“Kabupaten Muba diketahui punya SDA melimpah sebagai daerah penyumbang gas terbesar di negeri ini, tapi warga kami tidak bergantung pada SDA saja. Masyarakat Muba justru menggantungkan hidup pada komoditas kelapa sawit dan karet. Oleh karena itu kami carikan inovasi agar masyarakat bisa sejahtera dengan komoditas yang mereka gantungkan,”ucap Dodi.
Dodi lalu membeberkan terobosannya berupa aspal karet. Bahannya lateks pekat hasil proses pemisahan partikel cair dan padat (centrifuge) berbahan baku bokar. Kelebihannya, secara ekonomis keuntungan yang didapat rakyat meningkat. Hadirnya pabrik aspal karet ini meningkatkan nilai jual karet petani hingga dua kali lipat, bisa Rp 20.000 perkilogram.
Untuk komoditas kelapa sawit, Dodi menghadirkan pengolahan kelapa sawit menjadi bensin atau bahan bakar nabati (BBN) biofuel.
Dodi juga menuntaskan keingintahuan para peneliti CSIS soal kinerja ASN yang otpimal dan sejalan dengan kepala daerah. Dikatakan Dodi, Pemkab Muba sendiri menyediakan program pembinaan bagi ASN sehingga mempunyai kapasitas.
“Kita Pemkab Muba pasang target untuk para ASN, siapa yang bisa capai target tepat waktu maka akan diganjar reward. Sebaliknya jika tidak tercapai ada punishment. Konsep kerja yang diterapkan harus terukur, sehingga mau bekerjasama untuk menjalankan visi dan misi kepala daerah,”bebernya.
Nicky Fachrizal, dari CSIS menjelaskan sedang melakukan penelitian tentang, Pemetaan Masalah-Masalah Otonomi Daerah dan Pengukuran Indeks Otonomi Daerah. Daerah yang dipilih untuk mendapatkan variasi tantangan dan pencapaian otonomi daerah di tingkat lokal dan pada setiap daerah tersebut juga mempunyai karakter-karakter unik dari sisi penyelenggaraan pemerintahan dan kondisi politik lokal.
“Fokus kegiatan wawancara ini yaitu, melihat pengaruh aspek kepemimpinan, kelembagaan dan stabilitas politik di tingkat lokal terhadap keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah dan demokratisasi di tingkat lokal. Kemudian mengetahui faktor-faktor yang penting dalam mempengaruhi baik-buruknya pencapaian daerah dalam aspek kesejahteraan dan pelayanan publik,”jelasnya.