Palembang, Haluan Sumsel – Pemeritah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) terus melakukan upaya konektivitas antar wilayah melalui pembangunan infrastruktur di 17 kabupaten/kota. Selain memberikan akses jalan yang mulus, pemerataan pembangunan ini juga terbukti mampu menjaga kestabilan inflasi di Sumsel.
Gubernur Sumsel, H Herman Deru mengatakan, angka inflasi 1,55 persen yang dicapai Sumsel tahun 2020 lalu menjadi angka yang menggembirakan, sekaligus menjadi prestasi. Capaian tersebut merupakan hasil kerjasama yang baik antara pemeirntah provinsi dan kabupaten/kota.
“Angka 1,55 persen ini adalah angka luar biasa. Ini capaian prestasi yang hebat. Saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak, baik kabupaten/kota maupun Bank Indonesia (BI),” ucapnya usai membuka Rapat High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Hotel Arista Palembang, Rabu (7/4/21).
Dijelaskannya, Pemprov Sumsel memiliki pola tersendiri dalam sektor perdagangan, baik cara transaksi, maupun dalam hal lainnya. Sehingga banyak sektor yang mempengaruhi inflasi Sumsel.
“Kontraksi ekonomi itu juga mempengaruhi lebih dari 200 negara, termasuk Indonesia. Namun ini bisa diatasi dengan baik agar bisa berdaya dan bertahan dengan ekonomi yang tangguh. Ekonomi tangguh harus merata di Sumsel,” terangnya.
Menurutnya, tagline “Sumsel Maju Untuk Semua” tentu membutuhkan konektivitas, baik dalam bidang infrastruktur dan jaringan internet. Konektivitas infrastruktur di Sumsel telah terbukti ikut memberikan kontribusi bagi kestabilan inflasi.
“Ketersediaan jalan yang baik dan terhubung antar semua daerah tentu mempengaruhi harga. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor penyumbang terjadinya kestabilan inflasi Sumsel,” ucapnya.
Dalam kesempatan ini, Herman Deru berharapa, HLM TPID Sumsel harus memiliki subtansi memberikan ketangguhan psikologi bagi masyarakat. Perkembangan isu akan mempengaruhi kestabilan harga di masyarakat.
“Sebelum masuk bulan puasa, saya minta bupati/walikota memantau harga di pasar. Baik daging, telur, ayam, beras dan bahan pokok lainnya untuk memastikan harga tetap stabil. BI juga diminta memberikan kenyamanan bagi penjual, pembeli dan penikmat (masyarakat),” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Sumsel, Hari Widodo mengatakan, salah satu upaya untuk mengantisipasi adanya lonjakan kebutuhan sembako di bulan Ramadhan, pihaknya mengajak semua pihak untuk mendorong masyarakat agar tidak belanja berlebihan.
“Belanja berlebihan akan mendorong kenaikan inflasi. Kita mengajak masyarakat untuk belanja bijak. Dengan belanja bijak upaya untuk mengantisipasi jumlah kebutuhan masyarakat di periode Ramadhan tahun ini,” terangnya.
Selain itu, untuk mendukung target capaian inflasi pihaknya telah melakukan upaya memastikan keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distrbusi dan komunikasi efektif atau disingkat 4K.
“Untuk itu kita telah melakukan pembentukan BUMD untuk ketersediaan pasokan, melakukan sidak pasar untuk memastikan keterjangkauan harga, melakukan koordinasi jalur distribusi komoditas strategis untuk kelancaran distribusi dan melakukan HLM dan Rakornas TIPD serta konferensi Pers terkait pasokan dalam upaya menjalin komunikasi efektif,” pungkasnya.