Palembang, Haluan Sumsel – Pandemi virus corona belum berakhir, bahkan muncul varian baru virus corona. Varian baru virus corona pertama kali muncul di Inggris kemudian menyebar ke Afrika Selatan, dan India.
Menurut Tenaga Ahli Satgas Covid-19 Sumsel, Prof. DR.dr. Yuwono,M.BIOMED (29/04/2021) bahwa terjadi gelombang tsunami corona di India karena adanya varian baru yang lebih mudah menyebar dari varian sebelumnya.
“Sudah terdeteksi diIndonesia tapi diketahui dari ilmu genetik bahwa varian baru itu ada perubahan genetik, penentunya dari genetik populasi atau warga. Untuk suku Austronesia termasuk orang Indonesia, kerentanan terhadap covid di bawah 5%. Tapi India, Arab, eropa rata-rata 70%. Penularan meningkat 70% atau dua kali lipat di India. Dari 100 orang yang diperiksa tingkat positifnya 13 sampai 14%. Di Indonesia 6 – 7 %. Sepertinya varian baru dua kali lipat lebih mudah menyebar dibanding yang lama. Bahaya bila menyebar di kalangan komorbid dan lansia,” ujarnya.
Ia menjelaskan pemberian nama varian baru tergantung dari mutase genetiknya dan diberikan angka seperti B.117, intinya varian baru terjadi pada permukaan virus.
“Permukaan virus lebih mudah lengket ke tempat- tempat lain. Sejauh ini sudah ditemukan 30 varian baru. Artinya tinggal apakah varian baru ini bisa bertahan hidup di masyarakat atau laboratorium. Terbukti 3 diantaranya mampu menyebar ke Inggris, Afrika Selatan dan negara jajahan Inggris,” tukasnya.
Dirinya mengatakan vaksin yang digunakan di Indonesia yaitu vaksin Sinovac cukup efektif menangkal virus corona karena berasal dari virus utuh yang dilemahkan.
“Artinya bila ada varian baru, dia tetap berfungsi dengan baik. Yang dikhawatirkan seperti vaksin astrazeneca, Pfizer vaksinya diambil dari RRNA virus atau bagian virus, bila ada perubahan virus maka tidak efektif. Di India sudah divaksin tapi terjadi peningkatan drastic, kemungkinan vaksinnya tidak efektif. Kita tidak usah khawatir, kita efektif,” tukasnya.