Palembang, Haluan Sumsel – Harga karet di Sumatera Selatan (Sumsel) untuk kadar karet kering (KKK) 100 persen hingga 40 persen terus mengalami kenaikan.
“Indikasi harga karet hari ini naik Rp 245 per kg dibandingkan indikasi karet hari Kamis, 18 Maret untuk KKK 100 persen,” kata Kabid Pengolahan dan Pemasaran Hasil Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel Rudi Arpian MSi, Jumat (19/3/2021).
Berdasarkan data Singapore Commodity yang diolah Dinas Perdagangan Provinsi Sumsel bersama Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumsel, harga karet KKK 100 persen pada 18 Maret 2021 Rp 22.355 per kg.
Sedangkan harga karet hari ini, Jumat (19/3/2021) untuk KKK 100 persennya di harga Rp 22.600 per kg, artinya ada kenaikan Rp 245 per kg dibandingkan harga hari Kamis.
Lalu untuk KKK 70 persen diharga 15.820 per kg, KKK 60 persen diharga Rp 13.560 per kg, KKK 50 persen diharga Rp 11.300 per kg, dan KKK 40 persen diharga Rp 9.040 per kg.
“Sudah tiga hari berturut-turut harga karet di Sumsel naik, kalau pada hari Rabu naik Rp 120 per/kg, hari Kamis naik Rp 203 per/kg dan hari ini naik Rp 245 per kg untuk KKK 100 persen,” katanya.
Menurut Rudi, adanya kecendrungan penurunan produksi akibat masuk puncak musim gugur daun yang terjadi dibagian utara khatulistiwa yaitu Thailand, Vietnam dan Malaysia dan sebagian Provinsi di Indonesia seperti Sumut, Sumbar dan Riau yang terjadi antara bulan Februari dan April.
“Akibat kekosongan pasokan tersebut sementara permintaan masih terus bertambah, maka harga terdongkrak naik. Ditambah lagi dengan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar yang setiap hari bisa berubah naik atau turun,” jelasnya.
Secara keseluruhan, ada enam faktor yang mempengaruhi harga karet di pasar internasional. Yaitu, nilai tukar mata uang regional terhadap dolar AS.
Apabila penguatan kurs dolar AS menjatuhkan nilai tukar mata uang lain, maka akan berpengaruh terhadap harga karet.
Lalu, penggunaan karet sintetis sebagai competitor karet alam, suplay dan demand karet di pasar karet internasional, perkembangan industri otomotif dan ban. Kemudian faktor cuaca dan hama penyakit.
“Pergerakan harga karet di tahun 2021 masih fluktuatif, masih bisa bertahan diharga di atas Rp 20 ribuan per kg sudah cukup bagus. Namun kenaikan ini akan terjadi sampai kapan, kita belum tahu,” katanya.
Rudi menambahkan, saat ini petani di Sumatera Selatan makin tertarik untuk bergabung atau membentuk UPPB baru karena dinilai lebih menguntungkan sehingga total UPPB yang sudah terbentuk ada 279 UPPB yang tersebar di 14 Kabupaten/Kota.
Untuk target di tahun 2022 kita naikkan dari 50 UPPB baru menjadi 75 UPPB, walaupun dengan anggaran yang semakin kecil dibandingkan dengan ketersediaan anggaran di Tahun 2021,” katanya.
Rudi pun memberikan tips agar kadar karet kering ditingkat petani lebih maksimal caranya yaitu pakai bahan pembeku yang dianjurkan dan harus seragam. Bisa pakai Specta, Asap Cair atau Deorub.
Lalu umur bahan olah karet rakyat (Bokar) harus sama, misal kalau umur seminggu dijual seragam umur seminggu. Jangan dicampur dengan Bokar yang ber umur 2 atau 3 hari.
Kemudian, tidak boleh direndam dan dicampur dengan bahan bukan karet, makin cepat ditumpahkan dari bak pembeku makin tinggi KKK nya.
“Karet KKK 100 persen ditingkat petani tidak ada dan tidak bisa, hanya olahan pabrik yang bisa sampai KKK 100 persen. Sedangkan karet bulanan di tingkat petani berkisar di KKK 65-70 persen,” katanya.